Bio

Selama 12 tahun di Eropa, Nuria menghabiskan waktu untuk sekolah dan bekerja. Nuria lulus S3 dari Université de Paris-8, Prancis, di bidang Antropologi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK), atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Antropologi Digital. Nuria tinggal di Kosovo selama 2009-2012 dan pada 2013 dikirim pemerintah Swedia untuk sebuah misi perdamaian di Palestina. Sejak 2017, Nuria berada di Jakarta demi menemani Ibu yang demensia. Dan di sela-sela gonjang-ganjing hidupnya bersama Ibu, Nuria menerbitkan delapan buku memoar yang lima di antaranya dikerjakan secara mandiri, dalam arti menulis dan mendesain hingga mencetak dan memublikasikan buku-buku itu sendiri. 

Buku

Yang Akan Datang

Menjadi Eriksson. Terbit Mandiri, 2022
Pergulatan hidup sebuah pernikahan antarbangsa dan berdiam di Eropa.
Menjadi Eriksson. Terbit Mandiri, 2022.
Pergulatan hidup di Eropa dalam sebuah pernikahan antarbangsa yang berakhir perceraian.
Jakatronya Gue. Terbit Mandiri, 2021
Sebagai Anak Jakarta yang lahir dan besar di Jakarta, kok bisa-bisanya kejedot-jedot lagi pada keseharian Jakarta, setelah meninggalkannya 12 tahun ke Eropa?
Jakatronya Gue. Terbit Mandiri, 2021.
Sebagai Anak Jakarta yang lahir dan besar di Jakarta, kok bisa-bisanya kejedot-jedot lagi pada keseharian Jakarta, setelah meninggalkannya 12 tahun ke Eropa?
Dilema Demensia. Terbit Mandiri, 2023. 
Bila kita memaki Ibu yang minta makan setiap 10 menit, lalu melihat ketakutan di matanya atas kekasaran kita, bagaimana rasanya? Apa yg harus dilakukan?
Dilema Demensia. Terbit Mandiri, 2023.
Selain keseharian bersama Ibu, juga ada informasi-informasi seputar demensia, mulai dari apa itu demensia sampai urusan ‘tempat tidur’, ‘perintah agama’ juga perwalian di mata hukum.  
Berkelana ke Tanah Seberang. Terbit Mandiri, 2023. 
Jalan-jalan a la Nuria Soeharto.
Berkelana ke Tanah Seberang. Terbit Mandiri, 2023.
Cerita-cerita perjalanan ke sana ke mari. Bertandang ke Badui zaman kuliah, ke pesta panen Gawai suku Dayak di Kalimantan, sampai rafting di Prancis, naik sepeda keliling Brussels, menengok lembah “Nuria” di Spanyol, dll. 
Menjelah Konflik. Terbit Mandiri, 2022. 
Gelak-gelak tawa dan perenungan atas setiap langkah kecil yang kita ambil atas nama perdamaian. Catatan tinggal dan bekerja di zona konflik, Kosovo dan Palestina.
Menjelajah Konflik. Terbit Mandiri, 2022.
Gelak-gelak tawa dan perenungan atas setiap langkah kecil yang kita ambil atas nama perdamaian. Catatan tinggal dan bekerja di zona konflik, Kosovo dan Palestina.
Menuju Tol Langit: Anak Guru Menimba Ilmu
. Terbit Mandiri, 2022. Catatan penghargaan terhadap sebuah perjuangan, juga kemauan bertahan menggenggam niat dan cita-cita, melalui institusi-institusi yang disebut Universitas.
Menuju Tol Langit: Anak Guru Menimba Ilmu
. Terbit Mandiri, 2022. Catatan penghargaan terhadap sebuah perjuangan, juga kemauan bertahan menggenggam niat dan cita-cita, melalui institusi-institusi yang disebut Universitas.
Kumpulan Memoar: Demensia di Rumah Kami
. Gramata Publishing, 2018.
Kumpulan tulisan tujuh Pendamping Orang Dengan Demensia (ODD) yg lalu dibahas oleh enam petugas kesehatan (dokter spesialis saraf, terapis, suster, dll).
Ibu: Tawa dan Tumpuanku. Gramata Publishing, 2017/2018
Ibu merupakan sosok idola bagi seorang anak, pegangan dan ‘rumah’ untuk pulang ketika badai kehidupan muncul. Namun apa yang terjadi bila sang Ibu mengalami demensia? 
Ibu: Tawa dan Tumpuanku. Gramata Publishing, 2017/2018.
Ibu merupakan sosok idola bagi seorang anak, pegangan dan ‘rumah’ untuk pulang ketika badai kehidupan muncul. Namun apa yang terjadi bila sang Ibu mengalami demensia? 

Maman Suherman
(Penulis dan Pegiat Literasi)
Buku ini mungil semungil penulisnya Nuria Soeharto, semungil sosok yang terus mengingatkanku untuk hadir di peluncurannya beberapa hari lalu. Tapi isinya, sebesar semangat, jiwa dan hati mereka yang tak bisa ditampung oleh dunia yang kecil.
Aku langsung membacanya saat duduk menunggu acara dimulai, dan langsung tamat. Sial….., aku dilirik sejumlah orang dengan tatapan aneh yang berlalu lalang di sekitar panggung lobby Indonesia International BookFair 2017, di JCC, Jakarta. Maklum, tanpa sadar mata ini meneteskan air mata berulang-ulang yang ditimpali tawa yang tak bisa kutahan. Tragedi, komedi berganti-ganti di setiap halaman yang kubuka, dan pemenangnya adalah: betapa indah dan bermaknanya hidup ini bila dihadapi dengan “gaya komedi” meski itu “tragedi”. Begitu pula sebaliknya, ada tragika di lintasan komedi yang mewarnai hidup ini.
Lebih lanjut, klik postingan aslinya di sini.

Ukke R. Kosasih
(Pegiat Slow-Living, KabinKebun)
Ini bukan resensi buku, atau promosi buku temen sendiri, tapi ini wujud kekaguman dan keheranan. @nuriasoeharto adalah sobat yang sangat piawai mengungkapkan sisi optimis, riang, ringan bahkan jenaka di segala suasana. Dalam kemelut, prahara perang (ini perang beneran ya), perceraian dan ketidakpastian, dia selalu berhasil menyuguhkannya dalam bahasa sederhana. Lugas. Cerita soal sekolah saja bisa loh dia buat buku menarik. Ajaib.
Lebih lanjut sila klik postingan aslinya di sini.

Nunik Iswardhani
(Jurnalis)
Mengikuti timeline teman FB saya, Nuri, saya jadi iri. betapa tidak, di usia senja ibunya, Nuri bisa hadir sebagai teman ngobrol dan sahabat yang menyenangkan bagi sang ibu.
Obrolan ibu-anak ini menggambarkan kemesraan hubungan antara keduanya. bukan obrolan yang berat2, tapi obrolan yang ringan, tanpa adanya pretensi apalagi prejudice. mirip obrolan antar anak2. ringan dan kadang seperti menertawakan diri sendiri. atau malah kadang seperti “nggak nyambung”. tapi Nuri mampu membuat sang ibu tertawa, dan seperti itulah mereka menghiasi hari-harinya dan sesekali terekam di timeline saya.
Lebih lanjut, klik postingan aslinya di sini.